Cerita? Buat beberapa orang, gamau cerita kesiapapun. Buat beberapa orang, memendam lebih baik. Dan buat beberapa orang, terlihat normal di depan orang banyak tanpa orang lain tau yg dihadapi, itu lebih baik ketimbang tahu siapa dia sebenarnya.
Dan semua yg terjadi, biar lah seperti apanya saja. Memendam, menyimpan, dan menjaga diri sendiri lebih baik ketimbang orang lain tahu apa yg sedang dihadapi.
Gangerti, semua berjalan seperti normal nya aja tanpa tau hati yg terluka. Tapi itu mungkin bagian dari hidup, karena kalo ga ada hari ini, ga menjadikan lu dimana terlihat tegar di kedepannya.
Orang terdekat dan yg lagi dekat, semuanya bakalan balik ke ego nya masing masing dan memenuhi kebutuhan mereka sendiri sendiri. Setelah semua kehidupan nya, ego manusia mempunya setiap raganya dan mungkin ga akan bisa muasin ego masing masing manusia lain. Sampai saat ini, sendiri dan mengerti bahwa, percaya bukan sesuatu hal yg mudah diberikan, dan juga mengerti, mengenali diri sendiri lebih baik.
Banyak perpisahan dalam hidup yg terjadi, berpisah dari manusia, kembali pada Tuhan, ataupun rumah yg hancur. Bagaimana penanaman untuk hidup yakin tanpa perpisahan itu ada, padahal nyatanya, mungkin ga ada yang mengerti artinya pertemuan bagi sebagian orang, yang perpisahan sudah menjadi lauk selama hidupnya?
Jika memang yg terbaik, lantas, semua ini untuk apa? Mimpi belaka yg gatau nyatanya dimana. Letih atas kegaduhan didalam diri sendiri. Meracuni dan membunuh secara perlahan, lebih baik ketimbang berdiri diatas ragu, dibangun dari kepercayaan.
Belum siap, tapi seperti rasa lama yg menginginkannya kembali diposisi tersebut. Nyatanya, semua bunga bisa jatuh layu dan yg bersinar juga kelak akan pudar.
Monolog, semua cerita, lebih baik diceritakan kediri sendiri sekarang. Berbicara kepada sendiri lebih baik ketimbang harus ada yang tau tentang keadaan masing masing umat.
Pulang lah ketika dimana teduh bukan lagi tempat aman, dan nyaman udah bukan lagi aman. Karena semua nya bukan lagi rumah yang diharapkan.
Dan biarlah semua seperti apa adanya saja sekarang, sekali lagi.
Karena cinta, mungkin hanya berpihak kepada setiap orang yg mempunyai rasa dan hati. sementara untuk ini, semua rasa dan hati telah lumpuh, itu sebabnya cinta yg dikatakan tersebut, tidak hadir disini.
Keluar untuk melihat pelangi, sebuah hiburan sementara dan syukur, bahwa, dunia tetap berada dalam porosnya dan semua yg berbahagia, warna pelangi menjadikannya gambaran atas warna kehidupan mereka. Dan mendung setelahnya, menjadikan gambaran atas mereka yg merasakannya.
Bukan sesal ataupun percuma yang didapat dan tidak. Karena semuanya pernah nyaman di posisi tersebut. Larut dalam keadaan dan nyaman dalam ikatan.
Tutup kembali pintu. Semua yg terukir, jangan sampai ada yg melihat, biar diri sendiri yg tau, bagaimana cerita dan semua kenangan yg telah ada. Karena rumah yg diharapkan, hanya singgah sementara.
Dan sementara, gelisah juga putus asa lebih dari secukupnya, cepat namun sendiri, bersama tapi meracuni, untuk apa?
Yang terbaik, dari semua yang baik. Semoga tetap disini.
Fin.
-2020 12:10 05 05% dan tetap terjaga, L.).V.E